Beranda | Artikel
Kisah-Kisah Shahih Untuk Anak-Anak Shalih
Kamis, 25 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Kisah-Kisah Shahih Untuk Anak-Anak Shalih merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 18 Rabi’ul Akhir 1443H / 23 November 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Kisah-Kisah Shahih Untuk Anak-Anak Shalih

Salah satu metode yang digunakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan ilmu dan pelajaran kepada manusia adalah dengan menceritakan kisah-kisah. Hal ini agar kita bisa memetik pelajaran dari situ. Ini juga perlu kita lakukan terhadap anak-anak kita, yaitu bercerita kepada anak-anak. Terutama kisah-kisah yang menginspirasi, bisa diambil faedahnya, dan berisi pelajaran-pelajaran yang berharga.

Di antaranya adalah kisah bagaimana perjuangan seorang anak mendakwahi ibunya dan berbakti kepada ibunya walaupun saat itu ibunya belum muslimah.

Tapi perlu diperhatikan bahwa penyampaian kisah-kisah ini bukan hanya sekedar untuk menumbuhkan semangat. Harus ada faedah yang bisa diambil. Karena semangat membabi buta tanpa dikendalikan bisa berbahaya. Karena bisa dimanfaatkan oleh iblis untuk kepentingannya.

Maka harus ada faedah yang bisa kita petik dibalik kisah itu, bukan hanya sekedar untuk membakar semangat anak. Karena untuk mengawal semangat itu tetap pada jalurnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Musuh kita juga bisa memanfaatkan semangat itu untuk kepentingannya.

Kelompok-kelompok bid’ah seperti Khawarij, Rafidhah, Mu’tazilah, merek apunya semangat. Tapi semangat itu tidak pada jalurnya. Maka hati-hati dengan skedar kita membakar semangat tanpa kesadaran ilmu.

Intinya adalah kesadaran yang dibangun dengan ilmu. Itu yang akan membimbingnya kepada jalan yang benar, bukan hanya sekedar bermodalkan semangat dan semangat. Tapi kisah ini betul-betul kita ajarkan untuk mengambil dan memetik pelajaran-pelajaran berharga yang menjadi bekal dan inspirasi bagi anak-anak untuk melakukan kebaikan.

Kisah Abu Hurairah dengan ibunya

Menit ke-5:21 Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan ketika dahulu mengajak ibunya memeluk Islam.

Jadi demikianlah hubungan anak dan orang tua itu tidak putus. Anak tetap diharuskan berbakti, berbuat baik dan menyambung tali silaturrahim dengan orang tuanya walaupun berbeda agama. Dia tetap ibu bagi kita, itu tidak bisa dihapus dan tidak bisa diingkari. Karena Islam juga mengatakan bahwa termasuk salah satu kekufuran adalah mengingkari nasab.

Maka dahulu anak-anak akngkat dinisbatkan kepada ayah angkatnya. Kemudian itu dihapus dan kembali dinisbatkan kepada ayah kandungnya. Ini tidak boleh diputus bagaimanapun kondisinya.

Tentunya di sini Abu Hurairah merasa ada tanggung jawab kepada ibunya untuk mengajak ibunya kepada Islam. Ini salah satu kewajiban kita, yaitu mendakwahi anggota keluarga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

“Berilah peringatan kepada karib-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 214)

Abu Hurairah mendengar perkataan ibunya yang tidak enak mengenai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mungkin ibunya mencela Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi di sini tidak lantas muncul kebencian ataupun reaksi yang berlebihan dari Abu Hurairah. Dia tetap sabar dan tetap mendakwahi ibunya walaupun bersedih. Dia tidak lantas membenci ibunya, apalagi mengucapkan kata-kata yang tidak pantas atau menghardik.

Kewajiban kita hanyalah mendakwahi dan menyampaikan, hidayah bukan ditangan kita dan bukan milik kita juga. Kita tidak bisa memberikan hidayah kepada siapa yang kita cintai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ…

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya…” (QS. Al-Qashash[28]: 56)

Akan tetapi jelas Abu Hurairah sangat bersedih dengan itu. Tapi Abu Hurairah tidak putus asa. Segala ikhtiar yang bisa ia tempuh maka ia tempuh. Termasuk doa dan mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Segala celah dan jalan yang ada dilalui. Ini bukti kesungguhan dan keseriusan Abu Hurairah untuk mendakwahi ibunya.

Bagaimana kisah lengkapnya? Mari download dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51092-kisah-kisah-shahih-untuk-anak-anak-shalih/